Cristopher

Sebuah nama yang cukup indah, keren pake bingitz..

Ibu-ibu menyempatkan diri berkunjung ke rumah sepasang suami istri yang dikaruniai putra kelima. Putih, ganteng dan pipinya menyembul membuat kami semakin gemas ingin mencubitnya. Mereka petani yang cukup sukses, tapi kehidupan mereka jauh dari kata mewah, bahkan terkesan pelit karena saking hematnya. Tapi terserahlah, saya tidak terusik dan ingin tahu lebih jauh. Saya cuma penasaran dengan namanya.

“Ngomong-ngomong nama Cristopher apa artinya ya bu??”penasaran bu Zaenab tak dapat ditahan lagi.

Tiba-tiba sang suami nyelonong ke ruang tamu sambil membawa popok, kebetulan popok putranya basah karena pipis.

“Oo itu, Cristopher maksud saya “keris ” nya di “stop” dulu ibu-ibu.. “

Hahaha gelak tawa tak tertahankan para tamu yang sedang hadir..

Cemburu

Dia begitu baik, lebih dari teman yang manapun. Alya namanya. Tapi teman-teman lebih suka memanggilnya Ali karena gayanya yang sangat tidak mencerminkan sikap perempuan sama sekali.
Dia cantik, tapi terlihat gagah karena rambut cepak dan gaya nya yang funky.

Teman curhat dan berkeluh kesah, begitulah dia bagiku. Suka duka kami selalu berbagi satu sama lain bak cerita persahabatan Sekar dan Asma dalam Assalamu’alaikum Beijing.

Suatu hari dia terlihat murung, dan senyum pun tak kunjung tersungging di bibirnya walau hari berganti minggu. Dia seperti acuh tak acuh terhadapku tak seperti biasanya … ketika kuberanikan bertanya,

“Al, kenapa sih sikap kamu aneh? apa salahku? ceritakan dan aku minta maaf jika memang ada yang salah”

Desah nafas beratnya membuatku menunggu dengan rasa ingin tahu.

“Kamu tahu An, aku cemburu … cemburu dengan Priyo, teman lelaki mu. Aku terlanjur mencintaimu!”

Antara syok dan rasa takut yang tiba-tiba seperti dihujani anak panah berkali kali aku bersiap-siap, kabuuuuur..

Tanggung Jawab

Menjadi Tenaga Kerja Wanita adalah keputusan terberatnya demi menopang hidup keluarganya. Terlebih kedua adiknya yang butuh biaya sekolah.

Hong Kong menjadi negri pilihannya untuk mengubah kehidupan keluarganya. Dia gadis yang santun, ulet dan pantang menyerah. Beruntung majikannya yang baik juga membayanginya. Segala pekerjaan rumah menjadi tanggung jawabnya. Mengasuh putra semata wayang yang masih berusia dua tahun juga dipercayakan padanya selama mereka tidak di rumah. Hari-harinya sibuk layaknya ibu rumah tangga, meskipun dia sendiri belum menikah.

Pagi, seperti biasa kedua majikannya sibuk dengan rutinitas di kantornya. Selintas dilihatnya balita itu masih terlelap dalam buaian yang teramat nyaman. Dia membuka jendela kemudian mengemas pakaian dalam mesin cuci lalu menjemurnya.Matahari telah menampakkan sinarnya dari balik jendela ketika … terdengar pekikan histeris dari koridor apartemen. Bergegas menuju kamar, sudah tidak didapatinya balita itu di ranjang. Teriakan histeris dari bawah memacu langkahnya menuju jendela. Ya Alloooh … balitanya sudah tersungkur bermandikan darah. Rasa panik dan takut menyerang, tak mampu ditepisnya. Seribu pertanyaan membutakan mata hatinya. Bagaimana menghapi majikannya? bagaimana dia mempertanggung jawabkannya?bagaimana nasib keluarganya? dia tak mampu lagi memikirkannya. Antara rasa panik dan bisikan yang tak disadarinya, dia naik ke jendela dan melompat menjemput balita asuhannya. Ya, dia terjun dari lantai 10 apartemen tempatnya bekerja. Innalillahi wa’inna ilaihi roji’uuun. Teriakan histeris kedua kalinya masih terdengar olehnya. Sebagian orang-orang menyeka mata, sebagian menjauh tak tega. Suara ambulan tak dapat membangunkan dirinya yang bersimbah darah. Berbagai opini menyalahkan kelalaiannya dalam bekerja. Dia tak berdaya.

Bagiku, pengorbanannya adalah sebuah tanggung jawab yang tak akan sanggup dia hadapi jika saja tak pernah melakukan hal sebodoh ini. Semoga Alloh memaafkan dia aamiin.