Tips Menyiapkan Makanan Halal di Luar Negeri

Spread the love

Salah stau masalah terbesar kami saat berkunjung ke Philippine kemarin (7-10 Agustus 2018) adalah berburu makanan halal. Halal tentu saja bukan dari segi cara mendapatkannya, tetapi kandungan makanan seperti tidak mengandung babi dan zat haram lainnya, serta proses pengolahan makanan yang juga harus halal.

Sebenarnya saat persiapan keberangkatan, kami semua sudah berfikir tentang bahan makanan apa yang perlu dibawa. Saya sendiri berfikir, membawa mie instant pasti akan lebih praktis dan halal. Namun setelah membeli beberapa, ternyata repot juga untuk dibawa dan pasti akan mual makan mie setelah 2-3 kali. Akhirnya, mie instant tersebut tidak jadi saya bawa. Berbeda dengan ibu-ibu yang jauh lebih siap, mereka membawa abon, dendeng ragi, udang kering dan berbagai makanan yang siap untuk dibawa. Sedangkan bapak-bapak termasuk saya, lebih praktis bila semuanya tinggal beli dan makan saja.

 

Ternyata masalah makanan halal benar-benar menjadi masalah, saat kami pertama kali tiba di penginapan di daerah Makati pusat bisnis di Philippine. Jam 8 malam, rombongan kami semua pada kelaparan dan mencoba bersama-sama mencari gerai fastfood terdekat. Namun tentu saja mereka menjual makanan tidak halal, karena salah satu menu yang mereka jual adalah B21 alias babi (pork). Namun akhirnya diambil ijtihad kondisi darurat, kita semua memesan nasi dan ayam. Yang pasti, ayamnya pun tidak mungkin disembelih dengan cara yang syar’i. Philippine merupakan negara dengan mayoritas Katolik. Tidak ada MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan pemerintah sendiri yang mengatur label halal di makanan mereka. Berbeda saat saya berkunjung ke Malaysia yang sesama negara muslim yang banyak menyediakan makanan halal. Jadilah malam itu kami makan nasi dengan ayam yang tidak halal. Bismillah.

Keesokan harinya, kami beruntung mendapatkan makan siang di kampus De La Salle Araneta University yang menyediakan makanan halal berupa kacang ijo asin, nasi putih dan semur ikan. Alhamdulillah, karena selain halal, saya belum sempat sarapan di pagi hari.

Namun saat malam hari setelah pulang ke penginapan, masalah makanan halal masih menjadi kendala. Selepas isyak, saya dan beberapa teman berjalan ke Jollibee, gerai fastfood dekat penginapan yang terkenal dan tersebar di banyak tempat di Makati dan Manila. Beberapa teman memesan nasi putih, kentang dan ayam. Sedangkan saya sendiri menemukan menu yang bisa jadi pertimbangan halal, yaitu tuna dan pie.

Harga makanan di Philippine relatif sama dengan di Indonesia. Sekali makan di fastfood antara 25-30 ribu atau sekitar 100 Peso (1 peso = 280 rupiah). Harga di mini market juga untuk roti, makanan kaleng dan minuman botol relatif sama dengan di Indonesia.

Tuna Pie dimakan dengan nasi putih. Walau tidak jelas juga minyak dan cara masaknya.
Pie telur an ice cream. Jelas halal, tapi tidak kenyang 😀

Saat pulang dari Jollibee dengan menu ikan tuna tadi, saya berfikir kenapa tidak mencari ikan tuna kaleng saja yang jelas lebih halal yang dimakan dengan roti atau nasi putih. Saya lihat di beberapa makanan kaleng termasuk tuna, sudah tertera label halal yang menambah keyakinan untuk membelinya. Saya membeli tuna kaleng rasa lemon dan paprika beberapa. Harganya sekitar 6 ribu rupiah, yang saya makan dengan nasi putih sampai tiba di Bandara Cengkareng tengah malam. Nasi putihnya sendiri beli di Jollibee seharga 7 ribu saja. Jadi sekali makan tuna kaleng + roti atau nasi butih, bisa hemat dan tidak lebih dari 15 ribu rupiah saja.

Apakah saya tidak berusaha mencari makanan halal di seputar Makati? Sudah saya cari via Google. Ada 5 restorant halal di seputar Makati, tetapi cukup jauh dari tempat kami penginap. Restorant halal tersebut milik orang Pakistan, Iran dan Timur Tengah lainnya dengan menu curry dan kebab. Sayangnya harga menu mereka cukup mahal karena berupa restorant, bukan fastfood.

Jadi sebagai saran,

  1. Ada baiknya membawa makanan pauk seperti abon, dendeng kering, udang kering dan makanan tahan lama lainnya, bila berpergiaan ke negara atau daerah yang diperkirkan akan sulit mencari makanan halal.
  2. Cari informasi tempat yang menjual makanan halal sebagai bagian dari ikhtiar kita untuk menjalankan syariat Islam, dengan makan hanya yang halal saja.
  3. Pertimbangkan untuk membawa atau membeli makanan kaleng yang walau tidak terlalu sehat, minimal merupakan makanan halal alternatif selama di perjalanan atau kunjungan.
  4. Bila memungkinkan, membeli ikan laut dan masak sendiri.
  5. Untuk kebutuhan karbohidrat, bisa dengan roti atau nasi putih yang tersedia di fastfood.
  6. Penting juga untuk membawa sambal dan kecap, karena di Philippine, mereka tidak suka masakan pedas, sehingga di KFC dan Jollibee pun tidak tersedia saus dan sambal pedas. Tapi jangan bawa botol yang lebih dari 100ml, karena akan disita saat akan masuk pesawat.

Demikian tip yang bisa saya bagi untuk Anda. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *