Terlalu sibuk dengan menggemakan hingga terlupa sejatinya diri.
Membanggakan diri dengan prestasi sesaat hingga lupa posisi
terlena gemerlapnya peringkat hingga tiada daya menatap yang nyata.
Mungkin itu yang membuat kita harus melakukan instrospeksi dalam hal menjaga stabilitas dan kredibilitas institusi yang melibatkan banyak personal didalamnya.
Saya mendapat bisikan dari seseorang yang sebenarnya beliau tidak menginginkan hingar bingar untuk mencapai prestasi. Menurut beliau:
Tahun lalu peringkat kita masuk 200 besar, sampai Pak Rektor pasang sepanduk. Sekarang terpental di ranking 310.
Mereka lari kencang tanpa hinggar bingar. UTS (Universitas Tetangga Sebelah) masuk 180 yang dulu kita tempati.(oleh: Dr. Drs. Redi Panuju, M.Si)
Terlalu jauh penurunan peringkat yang di kukuhkan oleh Sinta dari peringkat 180 menjadi 310, membuat saya penasaran untuk menggali informasi.
Sesaat setelah membaca, saya meluncur menuju dan mencari sumber yang beliau maksud dan berikut hasil yang saya peroleh:
Unitomo | Untag | Perbanas | ||
Sinta | Rank |
310 |
180 |
115 |
Score |
69 |
164 |
377 |
|
Verified Author |
82 |
230 |
62 |
|
Scopus | Documents |
3 |
35 |
14 |
Citations |
0 |
111 |
27 |
|
Journal Articles |
2 |
18 |
14 |
|
Book Chapters |
0 |
4 |
0 |
|
Conference Papers |
1 |
13 |
0 |
|
Google Scholar | Documents |
614 |
959 |
609 |
Citations |
694 |
1343 |
3737 |
(sumber: http://sinta2.ristekdikti.go.id/affiliations, 23 Januari 2018)
Sebagai bahan dalam ulasan dan pembanding, saya tambahkan data dari UTS (Universitas Tetangga Sebelah) dan STTD (Sekolah Tinggi Tetangga Depan).
Menurut hasil analisa saya pribadi dari jika dilihat dari tabel diatas adalah Ranking Sinta diambil berdasar pada Perbandingan Jumlah Dokumen dan Jumlah Sitasi baik dari Scopus maupun Google Scholar.
Masalah yang perlu dikaji adalah … bagaimana cara untuk meningkatkan jumlah sitasi dari dokumen!!!