Terbuang

24 Jan
2018
Spread the love

Chairil Anwar

Bernyanyi “Aku binatang jalang/dari kumpulan yang terbuang/tak perlu sedu sedan itu….”

Terbuang…kehidupan menuju kepada jalan sunyi….tak ada kumpulan, tak ada empaty, seolah hidup ini hanya sendiri sunyi. Namun kesunyian tidak selalu harus membuat orang tersedu sedu, menangis ngilu: suaranya meratap menyibak kalbu. kadang keterbuangan adalah wisata rohani yang membuat orang menyadari kekotorannya dihadapan Sang Qaliq seperti Muhammad SAW membuang diri ke Gua Ghira untuk mendapatkan wahyu. Mengapa wahyu tidak diperoleh di tempat yang bingar? Dalam kebingaran, kebisingan, kerumunan, sang aku tidak bisa melihat dirinya sendiri. Aku bercampur dengan aku yang lain,  yang manja, yang ego, yang lebay, dan yang narcis. Dalam kebisingan, sulit mempertemukan aku kecil dengan Aku besar. Ketika Soekarno diasingkan Penjajah ke Digul, Bangka, dan tempat lain, ia menjadi si aku kecil yang merana, tapi dalam keterbuangan si aku kecil menjadi jernih memandang dunia. di tempat yang sunyi itu lahir buah pena sang Fajar “Di Bawah Bendera Revolusi”. Kita semua mengetahui  akhirnya…kesunyian Soekarno menjadi kemuliaan untuk bangsa dan negaranya. Mengapa kitalebih senang melancong dalam kegemparan yang sia sia..?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *